Menjejak ullen sentalu, taman kaswargan
Tapak tilas narasi mataram, menumbuh pilar-pilar berjajar
Serupa aksen gothic eropa, berpadu batu alam
Arca Dewi Sri menggurat senyum, di antara bayang-bayang padi serumpun merunduk Menghampar menuju selasar bertabur lukisan
Gamelan bertabuh mengiring, menuju Sela Giri, lorong bawah tanah berkontur. Yang dindingnya berhias citra rupa bangsawan empat kerajaan, dalam ikatan dinasti
Di koridor Retja Landa, patung dewa-dewi
Berdiam dalam pahat keyakinan
Sebuah persembahan, berabad-abad silam
Membuah harmoni pemujaan
Wanita tua berkebaya, di ruang batik vorstendlanden sebelumnya,menyodorkanku seduhan wedang ratu mas dan bertutur “Ulating blencong sejatine tataraning lumaku”, sambil menepuk pundakku, membersamaiku menuju taman asri. “Nyala lampu blencong merupakan petujuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan” lanjutnya berucap.
Ungaran, Mei 2022
…………………………
Chris Triwarseno, S.T. , lahir di Karanganyar, 14 Februari . Alumni Teknik Geodesi UGM angkatan 1999. Seorang karyawan swasta yang tinggal di Ungaran, Semarang. Penulis buku puisi Bait-bait Pujangga Sepi, aktif di Kelas Puisi Bekasi (KPB) & beberapa komunitas literasi, beberapa karyanya diterbitkan oleh beberapa media seperti : Suara Merdeka, nongkrong.co (puisi pilihan redaksi – Bulan April 2022), borobudurwriters.id (Borobudur Writers & Cultural Festival – BWCF), balipolitica.com, nadariau.com, riausastra.com, negerikertas.com, Arahbatin.com dan lpmpjateng.go.id. Karyanya tergabung dalam antologi puisi Alam Sejati (Editor : Nia Samsihono, Pengantar : Eka Budianta). Pemenang Lomba Cipta Puisi di negerikertas.com (Anugerah Sastra 2022 – Hari Keadilan Internasional). Pemenang Lomba Puisi Cinta di kanal youtube Yuditeha – kategori 10 puisi peringkat kedua. Menulis resensi “Tetirah Puisi Bertitimangsa hingga Pandemi” diterbitkan oleh nongkrong.co.