Tidak secuilpun terlintas dalam benak saya saat mendaftar di Fakultas Teknik Jurusan Geodesi UGM tahun 1979, bahwa saya akan menjadi sorodadu alias tentara, apalagi menjadi tentara yang bertugas untuk mempertahankan wilayah kedaulatan dirgantara/TNI AU. Saat itu yang terbayang, saya hanya ingin jadi ‘tukang insinyur kayak Si Doel Anak Betawi. Selepas lulus dari Teknik Geodesi pada tahun 1985 pun tidak pernah terpikirkan untuk mengabdi kepada negara dengan cara memanggul senjata. Yang terbayang hanya bagaimana agar setiap hari bisa memanggul theodolite dan waterpass guna mengisi perut yang selama kuliah hanya kemasukan ‘sgpc’ alias segopecel bulaksumur, makanan mewah yang hanya bisa terbeli kalau menerima honor sebagai Assisten Pembatu di Jurusan Geodesi. Bayangan memanggul theodolite ternyata cepat menjadi kenyataan. Seminggu setelah pendadaran dan dinyatakan lulus sebagai Sarjana Teknik Geodesi, tanpa berpikir kapan diwisuda, saya langsung ke Jakarta mencari lowongan pekerjaan. Setelah melalui wawancara seperlunya di Pacific Consultant International (PCI), perusahaan Jepang di Jakarta, esok harinya saya langsung disuruh masuk kerja dengan tawaran gaji yang waktu itu cukup menggiurkan sebagai sarjana baru yang belum pegang ijazah tetapi sudah sok jadi tukang insinyur.
Hampir setahun memanggul theodolite bersama dengan ‘bule-bule’ Jepang untuk pengukuran penggandaan jalur kereta api Jakarta-Bogor dan Jakarta-Bekasi, tiba-tiba datang surat panggilan dari Dephankam untuk mengikuti wajib militer (Wamil). Setelah selama 4 bulan saya dilatih kemiliteran di Magelang dengan memanggul senjata, bukan theodolite atau waterpass lagi, akhirnya pada bulan Pebruari 1987 saya dilantik menjadi Perwira TNI AU dengan pangkat Letnan Satu. Saat itu panggilan wamil harus diikuti dan hanya dijalani selama 2 tahun, namun mengingat para perwira wamil setelah 2 tahun banyak yang mengundurkan diri atau tidak mau melanjutkan berkarier di militer, maka sejak tahun 1994 pola wamil 2 tahun ditiadakan dan diganti menjadi Perwira Karier yang direkrut secara sukarela melalui pengumuman-pengumuman di surat kabar, dan masa berkarier di TNI harus teken kontrak sampai pensiun/purnawirawan.
Berkarier di TNI AU bagi seorang geodet ternyata sama sekali tidaklah menyimpang dari ilmu Geodesi yang telah dimiliki. Bahkan TNI AU amat sangat membutuhkan para sarjana dengan latar belakang ilmu Geodesi, dan kenyataannya sampai saat ini TNI AU masih kesulitan mendapatkan sarjana-sarjana Geodesi yang mau mendaftarkan diri secara suka rela untuk dididik menjadi Perwira Karier dan mengabdi di TNI AU. Melihat pentingnya peranan Geodet dan kondisi terbatasnya personel Geodet di TNI AU maka setelah masa wamil 2 tahun usai, saya secara suka rela tetap melanjutkan berkarier di TNI AU sampai sekarang, yaitu di Dinas Fasilitas dan Konstruksi Angkatan Udara (Disfaskonau) dengan jabatan saat ini sebagai Kasubdis Pengendalian Konstruksi (Kasubdis Dalkon).
Sesuai Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur TNI AU, sedikitnya ada 2 (dua) Dinas yang bisa digunakan untuk berkarier bagi para Geodet, dari jabatan yang berpangkat Letnan sampai dengan Perwira Tinggi, yaitu:
- Dinas Survei dan Pemotretan Udara TNI AU (Dissurpotrudau).
- Dissurpotrudau dipimpin oleh Perwira Tinggi dengan pangkat Marsekal Pertama sebagai Kadissurpotrudau, bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi survei, pemotretan dan pemetaan udara termasuk pengamanan proses dan produknya sesuai dengan kebijakan Kasau dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
- Kadissurpotrudau dibantu oleh Sekretaris Dinas (Sesdis) yang berpangkat Kolonel dengan tugas membina Dissurpotrudau dan mengordinasikan pelaksanaan fungsi pelayanan di lingkungan Dissurpotrudau.
- Kadissurpotrudau juga dibantu 3 Eselon Pelaksana yang berpangkat Kolonel, yaitu:
- Kepala Subdinas Pemotretan Udara (Kasubdis Potrud), bertugas menyelenggarakan fungsi pembinaan pemotretan udara dan penginderaan jauh meliputi perencanaan, pengolahan sistem, operasi dan latihan serta proses hasil rekamannya. Kasubdis Potrud dibantu oleh 2 (dua) Kepala Seksi berpangkal Letkol, yaitu:
- Kepala Seksi Penginderajaan Jarak Jauh (Kasi Inderaja). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subseksi Pengolahan Citra (Kasubsi Lahcitra).
- Kepala Subseksi Informasi Geografi (Kasubsilnfogeo).
- Kepala Seksi Operasi dan Latihan (Kasi Opslat). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subseksi Operasi (Kasubsi Ops).
- Kepala Subseksi Latihan (Kasubsi Lat).
- Kepala Seksi Penginderajaan Jarak Jauh (Kasi Inderaja). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subdinas Survei dan Pemetaan (Kasubdis Surta), bertugas menyelenggarakan fungsi pembinaan dalam bidang survei dan pemetaan aeronautika. Kasubdis Surta dibantu oleh 2 (dua) Kepala Seksi berpangkal Letkol, yaitu:
- Kepala Seksi Survei (Kasi Survei). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subseksi Pengamanan Survei (KasubsiPamsurvei).
- Kepala Subseksi Pengumpulan Data (KasubsiPulta).
- Kepala Seksi Pemetaan (Kasi Peta). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subseksi Pengembangan Peta (KasubsiBangpeta).
- Kepala Subseksi Pengendalian Kualifikasi (Kasubsi Dalkual).
- Kepala Seksi Survei (Kasi Survei). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Laboratorium Pemotretan Udara (Kalabpotrud), bertugas menyelenggarakan fungsi pembinaan dalam bidang pelaksanaan pemrosesan foto udara, pemetaan, serta pemeliharaan peralatan.
Kalabpotrud dibantu 3 (tiga) Kepala Unit berpangkat Letkol, yaitu:- Kepala Unit Laboratorium Pemotretan Udara (Ka Unitlabpotrud). Dalam melaksanakan tugasnya dibantu 2 (dua) Kepala Sub Unit berpangkat mayor, yaitu:
- Kepala Subunit Proses (Kasubunit Proses)
- Kepala Subunit Interpretasi (Kasubunit Interp)
- Kepala Unit Laboratorium Peta (Ka Unitlabpeta). Dalam melaksanakan tugasnya dibantu 2 (dua) Kepala Sub Unit berpangkat mayor, yaitu:
- Kepala Subunit Fotogrametri (Kasubunit Fotri)
- Kepala Subunit Kartografi (Kasubunit Karto)
- Kepala Unit Pemeliharaan Peralatan (Ka Unitharpal). Dalam melaksanakan tugasnya dibantu 2 (dua) Kepala Sub Unit berpangkat mayor, yaitu:
- Kepala Subunit Pemeliharaan Alat Peralatan Potrud (Kasubunit Harpalpotrud)
- Kepala Subunit Pemeliharaan Alat Peralatan Survei Pemetaan (Kasubunit Harpalsurta)
- Kepala Unit Laboratorium Pemotretan Udara (Ka Unitlabpotrud). Dalam melaksanakan tugasnya dibantu 2 (dua) Kepala Sub Unit berpangkat mayor, yaitu:
- Kepala Subdinas Pemotretan Udara (Kasubdis Potrud), bertugas menyelenggarakan fungsi pembinaan pemotretan udara dan penginderaan jauh meliputi perencanaan, pengolahan sistem, operasi dan latihan serta proses hasil rekamannya. Kasubdis Potrud dibantu oleh 2 (dua) Kepala Seksi berpangkal Letkol, yaitu:
- Dinas Fasilitas dan Konstruksi TNI AU (Disfaskonau).
- Disfaskonau dipimpin oleh Perwira Tinggi dengan pangkat Marsekal Pertama sebagai Kadisfaskonau, bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi pembinaan logistik dalam lingkup pembinaan fasilitas, konstruksi, instalasi pangkalan, fasilitas umum, dan barang tak bergerak milik TNI AU, serta melaksanakan program pembangunan fasilitas terpusat TNI AU.
- Kadisfaskonau dibantu oleh Sekretaris Dinas (Sesdis) yang berpangkat Kolonel dengan tugas membina Disfaskonau dan mengordinasikan pelaksanaan fungsi pelayanan di lingkungan Disfaskonau.
- Kadisfaskonau juga dibantu 4 Eselon Pelaksana yang berpangkat Kolonel, yaitu:
- Kepala Subdinas Perancangan Konstruksi (Kasubdis Rankon), bertugas melaksanakan perancangan tata pangkalan, perancangan konstruksi, dan instalasi bagi seluruh proyek pembangunan dan standarisasi fasilitas pangkalan di lingkungan TNI AU. Kasubdis Rankon dibantu oleh 3 (tiga) Kepala Seksi berpangkal Letkol, yaitu:
- Kepala Seksi Rekayasa Enginering (Kasi Rekeng). Kasi ini dibantu oleh 3 (tiga) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subseksi Survei dan Estimasi Harga (Kasubsi Survei).
- Kepala Subseksi Tata Lingkungan (Kasubsi Taling).
- Kepala Subseksi Rekayasa Konstruksi (Kasubsi Rekkon).
- Kepala Seksi Konstruksi (Kasi Kon). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subseksi Perancangan Landasan dan jalan (Kasubsi Randasjal).
- Kepala Subseksi Perancangan Gedung (Kasubsi Ged).
- Kepala Seksi Sumber Tenaga dan Distribusi (Kasi Stedis). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subseksi Perancangan Jaringan Listrik (Kasubsi Ranjarlis).
- Kepala Subseksi Perancangan Mesin dan Air (Kasubsi Ransinair).
- Kepala Seksi Rekayasa Enginering (Kasi Rekeng). Kasi ini dibantu oleh 3 (tiga) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subdinas Administrasi Konstruksi (Kasubdis Minkon), bertugas melaksanakan prakualifikasi, pelelangan proyek pembangunan yang dilaksanakan secara terpusat serta pengendalian dokumen bidang fasilitas konstruksi. Kasubdis Minkon dibantu oleh 2 (dua) Kepala Seksi berpangkal Letkol, yaitu:
- Kepala Seksi Administrasi Fasilitas (Kasi Minfas). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subseksi Kesiapan Pangkalan (Kasubsi Siaplan).
- Kepala Subseksi Pembangunan Pangkalan (Kasubsi Banglan).
- Kepala Seksi Administrasi Teknik Umum (Kasi Mintekurn)|
Kasi ini dibantu oleh 3 (tiga) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:- Kepala Subseksi Prakualifikasi (Kasubsi Prakual).
- Kepala Subseksi Piranti Lunak (Kasubsi Pinak).
- Kepala Subseksi Evaluasi Dokumen dan Rekording (Kasubsi Valdokrek)
- Kepala Seksi Administrasi Fasilitas (Kasi Minfas). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subdinas Pengendalian Konstruksi (Kasubdis Dalkon), bertugas menyelenggarakan fungsi pembinaan fasiliatas dan konstruksi serta pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan fasilitas dan konstruksi di Jajaran TNI AU. Kasubdis Dalkon dibantu oleh 3 (tiga) Kepala Seksi berpangkal Letkol, yaitu:
- Kepala Seksi Landasan (Kasi Dasan). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subseksi Fasilitas Penerbangan (Kasubsi Fasbang).
- Kepala Subseksi Jalan dan Saluran (Kasubsi Jalsal).
- Kepala Seksi Gedung (Kasi Ged). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subseksi Gedung Umum (Kasubsi Gedum).
- Kepala Subseksi Gedung Khusus (Kasubsi Gedsus).
- Kepala Seksi Instalasi (Kasi Instal). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subseksi Jaringan (Kasubsi Jar).
- Kepala Subseksi Peralatan Khusus (Kasubsi Alsus).
- Kepala Seksi Landasan (Kasi Dasan). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subdinas Pembinaan Barang Tak Bergerak (Kasubdis Bin BTB), bertugas menyelenggarakan perencanaan pengadaan, pemanfaatan dan inventarisasi BTB di lingkungan TNI AU. Kasubdis Bin BTB dibantu oleh 2 (dua) Kepala Seksi berpangkal Letkol, yaitu:
- Kepala Seksi Administrasi Barang Tak Bergerak (Kasi Min BTB). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subseksi Tanah (Kasubsi Tan).
- Kepala Subseksi Bangunan (Kasubsi Bang).
- Kepala Seksi Tata Guna Tanah (Kasi Taguntan). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subseksi Perencanaan Penggunaan Tanah (Kasubsi Renguntan).
- Kepala Subseksi Pengukuran Tanah (Kasubsi Kurtan).
- Kepala Seksi Administrasi Barang Tak Bergerak (Kasi Min BTB). Kasi ini dibantu oleh 2 (dua) Kepala Subseksi berpangkat Mayor, yaitu:
- Kepala Subdinas Perancangan Konstruksi (Kasubdis Rankon), bertugas melaksanakan perancangan tata pangkalan, perancangan konstruksi, dan instalasi bagi seluruh proyek pembangunan dan standarisasi fasilitas pangkalan di lingkungan TNI AU. Kasubdis Rankon dibantu oleh 3 (tiga) Kepala Seksi berpangkal Letkol, yaitu:
Dengan mengetahui sebagian dari Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur TNI AU di atas dan memahami tugas serta kuwajiban yang harus diemban bagi para Perwira Karier, diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi para Geodet yang ingin berkarier dan mengabdikan diri membela tanahairdalam rangka mempertahankan keutuhan wilayah dirgantara kita. Di samping jabatan di tingkat pusat tersebut di atas, juga masih banyak jabatan di daerah seperti di Komando Utama Operasi Angkatan Udara maupun di Pangkalan-Pangkalan Udara yang memerlukan peranan seorang Geodet, baik mulai berpangkat Letnan sampai dengan Letkol. Di TNI AU juga terbuka lebar kesempatan beasiswa bagi para Perwira Karier untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi sesuai bidangnya baik di luar maupun di dalam negeri, dan kesempatan tersebut telah saya nikmati dengan mengambil gelar Master di Royal Melbourne Institute of Tehnology (RMIT) Australia.
——————————–
Kolonel Sus Ir. Bambang Trihatmono, alumni Teknik Geodesi UGM angkatan 1979 (nomor alumni: 251). Pernah menjabat sebagai Kasbudis Pengendalian Konstruksi Dinas Fasilitas dan Konstruksi TNI AU.
——————————–
Catatan: Tulisan ini dikutip dari buku Refleksi Inspiratif Pemetaan Jejak Perjalanan Alumni Teknik Geodesi UGM pada rangkaian Peringatan Setengah Abad Teknik Geodesi FT UGM, yang diterbitkan pada 28 Mei 2009.
——————————–