Akhir tahun 1991, “Pendadaran” membuat perut saya mulas. Ini adalah ujian akhir secara komprehensif hasil kuliah saya selama 6 tahun (12 semester ?, dapat bonus 3 semester, Alhamdulillah). Selama hampir 1 jam, saya harus konsentrasi menjawab berbagai pertanyaan semua materi kuliah dari semester 1 sampai semester akhir, oleh beberapa dosen penguji, yang saya ingat diantaranya adalah: Ir. Priyono, Ir. Aryono Prihandito, MSc, dan Ir. Hadiman, MSc.
Singkat cerita, saya dinyatakan lulus. Senang dan sedikit heran, kenapa saya dapat lulus hanya dalam 1x pendadaran ? Padahal semasa itu sudah jamak kalau pendadaran itu ditempuh dalam 2x, bahkan ada yang sampai 5x pun belum lulus, padahal ketika menjawab pun ada beberapa pertanyaan yang saya jawab “lupa”. Dalam hati saya berpikir pasti ada “Kata Kunci sehingga seseorang dinyatakan lulus pendadaran dan berhak menyandang gelar Sarjana.
Dalam pidato penyampaian hasil pendadaran oleh pak Priyono, barulah saya tahu “Kata Kunci itu. Saya protes dalam hati, kenapa kata kunci itu tidak diajarkan atau diberitahukan semasa kuliah dulu? Kenapa baru sekarang? Sehingga buat rekan lain yang tidak tahu terpaksa harus menempuh pendadaran 2x bahkan 5x ? Cukup lama pertanyaan itu ada dalam benak saya, yang belakangan saya baru sadar kenapa harus demikian? Rupanya kata kunci itu haruslah ada dan tumbuh secara alami, natural tanpa dibuat-buat atau direkayasa sehingga kata kunci itu dapat menjadi “Karakter Permanen” seseorang yang menyandang gelar sarjana. tak lapuk oleh hujan dan tak lekang oleh panas, sebagai bekal memasuki dunia kerja.
Hal lain yang saya peroleh dari pidato pak Pri (demikian kita menyapa Beliau) adalah bahwa lulusan sarjana Strata-1 (S-1) adalah sumber daya manusia atau tenaga kerja yang Siap Berkembang, bukan siap pakai, sehingga terdapat banyak sekali kemungkinan kita mau jadi apa, mau kerja dimana, atau mau berbuat apa memasuki dunia kerja. Kaget saya mendengarnya. Pikiran dan perasaan saya waktu itu mirip telur bebek yang baru menetas tanpa induk, lepas sendirian begitu saja tak tahu mau kemana? Makanya ada istilah “Cuek Bebek”, itu karena sifat bebek sehabis kawin, jantannya cari betina lagi, betinanya cari jantan lagi, telurnya tak diurus, mau jadi telur asin silahkan, mau jadi martabak terserah, semau-mau elo saja!
Oleh karenanya menjadi sangat penting bagi Jurusan untuk membekali lulusannya dengan sesuatu bekal yang dapat menjadi modal bagi alumni untuk uaengembangkan dirinya ke multi bidang lapangan kerja. Selain menguasai ilmu Godesi sebaiknya lulusan Teknik Geodesi juga menguasai ilmu Manajerial. Untuk itu menurut saya, perlu ada penguatan di materi mata kuliah Tata Laksana Proyek, yang dulu hanya 2 sks. bisa ditambah menjadi 4 sks, 2 sks teori dan 2 sks praktek. Sekarang masih ada tidak ya mata kuliah Tata Laksana Proyek tersebut? Semoga masih ada.
Memasuki dunia kerja, setelah beberapa waktu job-hunting, saya sempat diterima di BPN dan ditempatkan di Sumatera Utara. Oleh karena suatu alasan, saya memilih tetap tinggal di Yogyakarta dan mengundurkan diri dari formasi itu. Nasib membawa saya menerima pekerjaan konstruksi rumah tinggal. Saya mulai belajar dari nol, tentang istilah bangunan, macam pekerjaan, urutan kerja dan sebagainya. Semangatnya adalah “Belajar dari buaian hingga liang lahat” dan “Tidak ada kata tidak bisa”.
Berbekal dari pengalaman tersebut, akhirnya bersama dengan keluarga, saya mendirikan perusahaan dengan nama PT Genada Reka Cipta, yang bergerak di bidang Kontraktor, Pengembang Kawasan dan Perdagangan Umum. Pekerjaan pertama yang saya tangani adalah menjadi Sub-kontraktor di perumahan Pesona Merapi. Di proyek ini, saya belajar secara menyeluruh masalah Budgetting, Schedulling, dan Supervisi, benar-benar “Leaming by Doing”.
Akhirnya, saya benar-benar terjun di bidang Property. Saya menangani pekerjaan mulai dari Planning sampai Constructing. Beberapa pekerjaan berkesan yang berhasil saya tangani antara lain: Rumah Tinggal & Kolam Renang di Jl. Plemburan 14 Yogyakarta (Decorating & Constructing), Rumah Tinggal di Gg. Mijil No.09 Jl. Kaliurang Km. 4,5 Yogyakarta (Planning & Constructing), Masjid PT Sari Husada II, Kemudo-Prambanan, Klaten (Planning & Constructing). Rumah Kost di dusun Kerawitan utara UII-Besi, Yogyakarta (Planning & Constructing), Rumah Tinggal di Jl. Sawit Sari No.05 Yogyakarta (Renovating & Planning), Rumah Tinggal di Jl. Sumberan III No.4 Yogyakarta (Planning & Constructing), Sekolah KB-TK dan SD Al Azhar 31 Yogyakarta (Constructing), Ruang Kuliah Magister Psikologi Ull – Besi, Jl. Kaliurang Km. 13 Yogyakarta (Interior Design, Utility & Renovating).
Nah, bagi rekan yang ingin membangun rumah tinggal atau bangunan lainnya, silahkan hubungi saya di nomor HP 0811255752, saya akan melayani anda dengan senang hati dan terpercaya. Ngiklan boleh lah dan boleh dong! Saya bangun sekolah sampai ke gedong ! Ini benar-benar iklan yang benar, semoga anda benar-benar terpengaruh!
Dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, sekarang ini saya sedang terlibat dalam urusan pembangunan gedung sekolah KB-TK dan SD Al Azhar 31 Yogyakarta. Saya mengurusi bidang sarana dan prasarana serta menjadi Pembina Lingkungan di sekolah tersebut.
Pengalaman kerja saya ini jauh dari pengalaman yang bisa dibanggakan, tetapi ada kesenangan dan kepuasan tersendiri dalam menjalaninya. Saya merasa senang menjadi orang bebas. Saya senang mana kala dapat memberi pekerjaan kepada orang-orang yang Terkadang dapat mencapai jumlah 60 sampai 100 orang. Rasanya saya menjadi orang yang bermanfaat, eksis, seperti kata orang bijak “Ombak adalah ombak jika ia ada di lautan, di luar itu ia bukan apa-apa”. Saya merasa hidup dan ada jika saya ada dan bermanfaat untuk orang-orang di sekitar saya, di luar itu saya bukan apa-apa. Dan bukankah sebaik-baik orang adalah orang yang bermanfaat bagi sesamanya?
Senang atau tidak Geodesi adalah sepenggal episode dalam hidup saya, sebuah sejarah dalam hidup saya. Di sana kemampuan berpikir saya terasah, kemampuan logika dan analisa saya terlatih. Jadi, meskipun saya hidup tidak di jalur Geodesi murni, tetapi Geodesi tetap ada dalam diri saya dan saya menjadi bagian dari dunia itu.
Di ulang tahunnya yang ke 50 tahun ini, keluar, saya berharap Jurusan Teknik Geodesi FT-UGM dapat semakin populer dan ikut mewarnai kehidupan ke-Ilmuan di tanah air. Pemangku Kepentingan atau Sivitas Akademika dimotori oleh Jurusan dapat lebih banyak membuat klaim ke-ilmuan peran Geodesi dalam multi disiplin ilmu atau bidang kehidupan. Partisipasi pembahasan Isu penentuan awal bulan Hijriah yang sering menjadi polemik pada penentuan awal Romadhan dan Hari Raya sesungguhnya bisa menjadi ajang unjuk gigi dan eksistensi Teknik Geodesi FT-UGM untuk menyampaikan pandangannya dari sudut Ilmiah.
Peristiwa sumbangan alat GPS di ITS dan pernyataan yang menyertainya yang membuat kita gerah baru-baru ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita bahwa eksistensi dan populer itu juga perlu dan penting untuk diupayakan. Di era tahun 80-an kita juga ketinggalan di bidang Penginderaan Jauh, menurut saya Penginderaan Jauh mestinya bisa menjadi domain Geodesi, bukan Geografi. Tampaknya kita sering ketinggalan kereta, semoga di bidang GPS kita tidak lagi ketinggalan kereta.
Kenapa harus Jurusan yang menjadi motor pem-populeran Teknik Geodesi FT-UGM? Menurut saya klaim ilmiah akan mempunyai bobot dan efektif jika dilakukan secara institusional oleh lembaga akademik yang berperan juga sebagai lembaga pengkajian, bukan oleh personal. Kalau datangnya dari praktisi tetap saja harus mendapat pengakuan dari lembaga akademik. Upaya membuat Base Station GPS di Jurusan Teknik Geodesi yang sedang berlangsung sebagai salah satu agenda peringatan Ulang Tahun Emas 50 tahun Jurusan Teknik Geodesi FT-UGM, merupakan salah satu upaya konkret menuju pem populeran Teknik Geodesi UGM dan agar kita tidak ketinggalan kereta, sehingga perlu kita beri apresiasi yang besar dan kita dukung sepenuhnya.
Ke dalam, harapan saya semoga Sivitas Akademika Teknik Geodesi FT-UGM dapat semakin kompak, komunikasi diantaranya terbina secara sehat, boleh kompetitif tapi tidak menumbuhkan rivalitas. Pihak Pengajar dan lulusannya semakin meningkat kualitasnya, hal ini saya lihat sudah nampak dengan banyaknya Dosen Muda yang bergelar Doktor atau penyandang gelar S-3 lainnya. Di masyarakat, Alumninya dapat memperoleh posisi penting dan tetap menjaga nama baik almamater. Amin!
Akhirnya, tulisan ini bukanlah karya ilmiah, ditulis oleh lulusan S-1 (sebetulnya S-4 Tho: SD, SMP, SMA dan S-1) dengan IP pas-pasan. Jadi tentu saja tidak sempurna. Banyak kekurangannya, mohon dimaafkan dan banyak dimaklumkan. Jika ada yang bermanfaat. Alhamdulillah, datangnya dari Allah.
Selamat Ulang Tahun ke 50 Jurusan Teknik Geodesi FT-UGM, Yogyakarta. Selamat merayakan Ulang Tahun Emas. Selamat dan Sukses !
——————————–
Ir. M. Afthoni. alumni Teknik Geodesi UGM angkatan 1985 (nomor alumni: 593). Pernah bekerja menjadi Kontraktor, dan pernah bekerja di PT Genada Reka Cipta, Yogyakarta
——————————–
Catatan: Tulisan ini dikutip dari buku Refleksi Inspiratif Pemetaan Jejak Perjalanan Alumni Teknik Geodesi UGM pada rangkaian Peringatan Setengah Abad Teknik Geodesi FT UGM, yang diterbitkan pada 28 Mei 2009.
——————————–