Peringatan 50 tahun Jurusan Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada merupakan refleksi perjalanan panjang dari sebuah jurusan ilmu rekayasa di Indonesia yang telah melahirkan alumni-alumni yang telah menorehkan karya dan sumbangsihnya bagi masyarakat. Alumni Teknik Geodesi sendiri sudah tersebar di seluruh pelosok negeri ini dan jumlahnya sudah mencapai ribuan. Ada yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil, pegawai swasta ataupun wiraswasta. Pegawai swasta mulai dari surveyor tambang, surveyor hydrography, GIS, RS, hingga juru ukur.

Terkait dengan profesi surveyor hydrography, menurut saya apabila diskala dalam persentase, kemungkinan jumlahnya paling sedikit di antara para alumni Teknik Geodesi UGM. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Apakah pekerjaan di bidang survey hydrography kurang diminati oleh lulusan Teknik Geodesi UGM, atau apakah karena sarana dan prasarana untuk praktikum yang kurang memadai di kampus? Stimulus dibutuhkan untuk menumbuhkan minat mahasiswa Teknik Geodesi UGM terhadap karir di dunia kerja offshore survey ataupun kerja praktek di bidang ini. Berangkat dari hal tersebut, saya tergerak untuk berbagi cerita tentang profesi surveyor hydrography berdasarkan pengalaman saya selama beberapa tahun.

Awal keterlibatan saya di bidang ini, ketika bekerja di lingkungan Total E&P sebagai karyawan dari salah satu kontraktor bidang survey di kawasan delta sungai Mahakam yaitu Handil, Tambora, Tunu, Bekapai dan Peciko Field. Lingkup pekerjaan survey di perusahaan ini meliputi, bathymetric survey, yang data-datanya digunakan sebagai acuan dalam pekerjaan pre- dredge, post dredge, dan rig move. Ada pula pekerjaan-pekerjaan land survey seperti lay out right of way (stakeout) untuk jalur pipa, land acquisition survey, as built structure dan pekerjaan piling conductor. Selain itu, ada pula pekerjaan positioning service antara lain rig move dan anchor handling job (barge management system).

Beberapa peralatan yang digunakan pada lingkup pekerjaan survey tersebut seperti echosounder, tranducer dan tide gauges merupakan sesuatu yang baru, walaupun secara teoritis telah diajarkan di salah satu mata kuliah. Ini yang menjadi awal ketertarikan saya untuk memperdalam pengetahuan mengenai survey hydrography, di samping lingkungan kerja yang kondusif dan sangat mendukung saya untuk belajar lebih banyak.

Satu tahun berselang, saya bergabung dengan PT. Seascape Survey. Saya merasa apa yang telah didapat di perusahaan terdahulu baru sebagian kecil dari lingkup pekerjaan survey hydrography. Di lingkungan kerja yang baru ini, kesempatan yang didapat semakin luas dengan banyak pekerjaan-pekerjaan overseas yang tidak hanya menarik secara keilmuan, menarik pula dari segi finansial.

Overseas pertama saya yaitu terlibat dalam pekerjaan assist diver untuk completion subsea construction di kapal Diving Support Vessel (DSV), yang memiliki dimensi kapal 110m x 20m dan passenger on board (POB) 90 orang. Kapal semacam ini dilengkapi dengan berbagai macam teknologi mutakhir, antara lain teknologi Dynamic Positioning (DP).

DP merupakan sistem yang dikendalikan oleh komputer untuk mengatur posisi dan arah kapal secara otomatis menggunakan propellers dan thrusters-nya. Sistem ini mempunyai model matematika untuk memperkirakan kebutuhan steering angle dan thruster output yang dikombinasikan dengan beberapa sensor seperti wind sensor, motion sensor dan gyro compasses. Teknologi ini menggunakan beberapa referensi sebagai acuan posisi kapal yaitu DGPS, acoustic, taut wire dan fan beam. Acoustic merupakan sistem yang terdiri dari satu atau lebih transponders yang diletakkan di seabed dan sebuah transducer yang diletakkan pada lunas kapal. Transducer mengirimkan sinyal akustik dan akan dikirim kembali oleh transponders. Posisi transponder akan didapat relatif terhadap tranducer hasil dari jarak dan sudut, yang telah dikoreksi oleh motion reference unit terintegrasi. Sedangkan fanbeam banyak digunakan bila posisi kapal dekat dengan platform atau structure, dengan memasang reflektor prisma di platform.

DP menggunakan DGPS sebagai primary reference. Apabila salah satu referensi tidak bekerja, maka secara otomatis referensi yang lain akan menggantikan. Teknologi DP ini memberikan kemudahan dalam pergerakan dan manuver kapal sehingga pekerjaan-pekerjaan konstruksi bawah laut menjadi lebih efisien.

Pada pekerjaan assist diver, surveyor bertanggung jawab sebagai navigator kapal dan juga memberikan posisi diver di bawah laut dengan menggunakan acoustic positioning, contohnya Ultra Short Baseline (USBL). Diver membawa transponder atau dikenal dengan sebutan beacon selama operasi penyelaman. Posisi yang didapat dari beacon digunakan untuk membantu Dive Supervisor selama operasi penyelaman. Penggunaan beacon ini tidak terbatas untuk diver saja, dapat pula digunakan pada crane ketika menurunkan spool, wye skid, tee, PLEM dan lain lain.

Pelaksanaan pekerjaan completion subsea construction dilakukan setelah barge menyelesaikan pipelay operations yang dimulai dengan instalasi start up head dan berakhir dengan instalasi lay down head. Tahapan pekerjaan completion dimulai dari flooding untuk crude oil pipeline yang digunakan sebagai sarana menginspeksi dan membersihkan bagian dalam pipa dengan menggunakan pipeline inspection gauges pig. Pig ini ditembakkan dari pig launcher dan berjalan sepanjang pipa sampai ke bagian pig receiver. kemudian membersihkan wax deposit dan material yang ada di dalam pipa. Setelah flooding selesai dilaksanakan, berikutnya adalah tie in spool yang dikerjakan dari start up head atau lay down head menuju platform dan melakukan instalasi riser pada platform sehingga line akan terhubung dari satu remote platform menuju manifold platform. Tahap akhir pekerjaan completion untuk konstruksi bawah laut adalah melakukan hydro test yang berfungsi untuk memastikan tidak adanya kebocoran sepanjang pipa yang terpasang.

Lingkup kerja surveyor untuk pekerjaan assist diver ini tidak banyak, tetapi saya menemukan banyak hal baru yang bisa di pelajari, yaitu mengenai diver industry. Dalam dunia penyelaman komersial dikenal istilah air diver dan saturation diver. Air diver bekerja di kedalaman dangkal (shallow water), sedangkan saturation diver bekerja pada kedalaman tertentu yang membutuhkan tekanan lebih besar. Khusus saturation diver, biasanya mereka akan tinggal di dalam chamber (ruangan bertekanan) selama beberapa minggu. Tekanan di dalam chamber akan disesuaikan dengan tekanan air pada kedalaman tertentu saat diver akan bekerja. Chamber ini dilengkapi dengan diving bell, yaitu alat sejenis lift atau elevator untuk mencapai tempat bekerja pada kedalaman air tertentu. Semua keperluan saturation diver selama berada di dalam chamber akan dipenuhi oleh Life Support Service (LSS). LSS berperan penting untuk memastikan diver selalu dalam keadaan prima.

Selain diver, ada juga bagian engineering. Pada pekerjaan subsea construction, bagian engineering memegang peranan vital. Field engineer mempunyai pekerjaan yang meliputi banyak aspek, mulai dari hitungan untuk hydratight, fabrikasi closing spool, hitungan-hitungan engineering lainnya hingga mengorganisasi material dari fabrikasi darat ke kapal.

Pengalaman lain saya dapatkan ketika terlibat joint survey dengan kapal Ocean Endeavour milik perusahaan survey Gardline British sebagai online surveyor. Kapal ini biasa digunakan untuk pekerjaan geophysical survey dan dilengkapi dengan fasilitas laboratorium survey. Dalam satu ruangan laboratorium survey ini terdiri dari 1 orang senior surveyor in charge. 2 orang online surveyor, 2 orang processor surveyor, 2 orang geophycist, 3 orang survey engineer (technician), 1 orang gravimeter dan 1 orang survey party chief. Pada pelaksanaan geophysical survey, peralatan yang digunakan sudah terpasang dan saling terintegerasi yaitu single beam els, mutlibeam els, sub bottom profiler / pinger dan maggy (magnetometer). Multibeam yang digunakan Simrad EM120, yang digunakan untuk deepwater mapping. Sub bottom profiler akan menghasilkan image di bawah dasar laut, sedangkan maggy merupakan instrument yang digunakan mengukur besaran medan magnet, contoh nya untuk identifikasi buried pipeline dan metal debris.

Beberapa bulan kemudian saya terlibat dalam proyek multibeam survey for dredging channel di daerah sungai Malili Sulawesi Selatan, yang bertujuan untuk keperluan akses kapal tongkang pengangkut nikel PT. INCO. Pada proyek ini pekerjaan meliputi pre dredge survey dan post dredge survey. Apabila terjadi proses pendangkalan yang cepat di area yang dikeruk maka diperlukan pekerjaan intermediate (mid) survey. Adapun peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini antara lain DGPS, gyro compass, motion sensor, CTD, mini SVS, tide gauge, multibeam echosounder dan single beam echosounder.

Data hasil survey ini digunakan untuk penghitungan volume material yang dikeruk, melalui pemanfaatan data bathymetric pre survey dan post survey. Perbedaan hasil yang didapat selanjutnya digunakan untuk penghitungan volume di sepanjang akses kanal yang disurvei. Hasil perhitungan ini akan diserahkan ke user dan dijadikan acuan untuk pembayaran terhadap kontraktor pengeruk. Kendala yang kerap kali terjadi pada pekerjaan ini adalah adanya perbedaan hasil perhitungan volume dari hasil survey dengan volume asumsi kontraktor keruk. Kesamaan persepsi diperlukan dalam memahami TOR di awal proyek, karena dengan penggunaan spesifikasi survey yang berbeda, akurasi data yang didapat akan berbeda pula. Data bathymetric yang dihasilkan menggunakan multibeam akan didapat titik kedalaman dengan kerapatan tinggi. Apabila kontraktor keruk juga melakukan perhitungan volume menggunakan tim survey independen, tetapi dengan spesifikasi yang berbeda misal menggunakan single beam e/s maka akan terdapat gap yang besar dari hitungan volume nya. Hal ini janak terjadi, dan akan merugikan baik user ataupun kontraktor keruk.

Pekerjaan di bidang survey hydrography lainnya adalah pipeline inspection. Pekerjaan ini merupakan pengalaman baru bagi saya pribadi. Kapal yang digunakan dalam pekerjaan inspeksi umumnya berukuran medium dengan kapasitas 30-40 orang. Adapun personil tim survey yang terlibat antara lain party chief, online surveyor, processing surveyor dan technician, sedangkan tim inspeksi yang terlibat terdiri dari inspector 3.4 U, Cathodic Protection (CP) operator dan report coordinator. Media yang digunakan dalam pekerjaan inspeksi adalah ROV (Remote Observed Vehicle). Ukuran dan jenis ROV yang digunakan, (Tiger, Panther, Quasar atau Scorpion, etc.) disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan, misal untuk laut dangkal, laut dalan, atau inspeksi untuk pipa buried. Untuk pekerjaan platform inspeksi, akan lebih mudah menggunakan ROV sejenis Sea Eye Tiger yang berukuran kecil, atau untuk pekerjaan inspeksi pipa dalam mendeteksi buried pipeline penggunaan Panther ROV dengan pipetracker akan optimal.

Beberapa equipment yang dipasangkan pada ROV untuk pekerjaan pipeline inspection antara lain: Cathodic Protection (CP) stab, bathy, altimeter, subsea gyro, transponder, mini SVS, multibeam profiler dan pipetracker. Produk survey yang dihasilkan berupa alignment chart dengan beberapa panel di dalamnya. Pada masing-masing panel tersebut akan memberikan Informasi yang sesuai dengan Kilometer Point (KP) antara lain posisi pipa (plan view). longitudinal profile pipe, cross section pipe, CP gradient, dan event yang terekam, sehingga dalam satu sheet alignment chart akan memberikan informasi menyeluruh yang disajikan dalam segmen KP., tergantung dari skala yang digunakan. Sedangkan produk inspeksi yang dihasilkan berupa rekaman general visual inspection (GVI) beserta event commentary di dalamnya. Produk Alignment chart dan GVI secara otomatis menyajikan informasi yang sarma dan terintegrasi diantara keduanya, hanya berbeda dalam bentuk penyajiannya, sehingga dapat dipergunakan untuk cross check.

Untuk mendapatkan posisi ROV, penentuan koordinat (x,y) diperoleh dari posisi transponder (Acoustic positioning). Pemasangan transponder tidak selalu pada center of gravitiy ROV sehingga diperlukan pengukuran offset yang akurat, seperti pengukuran titik fokus untuk centre camera yang dijadikan referensi posisi (x,y) ROV, dan dibuat sejajar dengan pemasangan multibeam profiler di sebelah kanan dan kiri titik fokus. Pengukuran offset berlaku pula untuk pemasangan CP stab agar dalam satu alignment chart, data posisi (x,y), longitudinal profile, cross section profile, CP dan data hasil dari event recorder akan memiliki fokus yang sama, sehingga penyajian datanya dapat komprehensif dan pemrosesan datanya lebih mudah.

Jenis pekerjaan yang menyerupai pipeline inspection adalah touchdown monitoring. Pada pekerjaan ini ROV digunakan untuk membantu barge atau vessel dalam pipelay operations job yang berfungsi memonitor pergerakan touchdown point. Selain itu, ROV juga membantu barge pada saat melalui crossing pipeline dengan memberi informasi kepada barge agar touchdown point jatuh di atas sleeper, mattress atau buckle trigger. Penggunaan ROV untuk touchdown monitoring memungkinkan apabila dilakukan pada kapal yang berbeda dengan pipelay barge atau vessel biasanya, karena pipelay barge tidak terlalu besar sehingga tidak tersedia cukup tempat untuk ROV station. Selain pekerjaan touchdown monitoring. pemanfaatan ROV dapat digunakan untuk as laid survey dengan metode yang menyerupai pipeline inspection hanya saja tanpa menggunakan peralatan cathodic protection stab.

Itulah sedikit pengalaman saya selama terlibat dalam survey hydrography, semoga dapat bermanfaat untuk rekan-rekan alumni dan mahasiswa Teknik Geodesi UGM. Merupakan pengalaman berharga dapat terlibat dalam pekerjaan yang menarik ini. Mungkin banyak istilah asing dalam tulisan ini dan tidak saya beri penjelasan memadai, mohon dimaklumi. Masih banyak hal yang bisa di share tentang survey hydrography, yang menarik untuk dipelajari dan dapat diaplikasikan dengan disiplin ilmu lain seperti jacket dan top side installation, seismic survey, pipelay operations, rig move dan lain-lain.

——————————–

Rizky Hendranahta Awikara, ST, alumni Teknik Geodesi UGM angkatan 1998 (nomor alumni: 1538). Pernah menjabat sebagai Surveyor hidrografi.

——————————–

Catatan: Tulisan ini dikutip dari buku Refleksi Inspiratif Pemetaan Jejak Perjalanan Alumni Teknik Geodesi UGM pada rangkaian Peringatan Setengah Abad Teknik Geodesi FT UGM, yang diterbitkan pada 28 Mei 2009.

——————————–

Comment

Tulisan Lainnya

Perjalanan Karier Seorang Alumni Teknik Geodesi UGM Semua Ilmu Dapat Bermanfaat dalam Menunjang Kehidupan yang Bermakna

08.08.2024

Muchtar Luthfie, demikian nama yang diberikan oleh kedua orang tua saya, pasangan Bapak M.

  • No React!

Laporan dari Dihidros

22.02.2024

Ilmu hidrografi ternyata sangat berkaitan erat dengan geodesi. Selama berdinas di Dishidros TNI AL

  • No React!

Geodesi dan Peranannya Dalam Industri Hulu Migas : Selayang Pandang dan Sekelumit Pengalaman di Pertamina EP

22.02.2024

Sejarah Singkat Industri Migas di Indonesia Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, Migas memiliki peran

  • No React!

Kisah Perjalanan Seorang Alumni Geodesi UGM Angkatan 1990

22.02.2024

Tidak terasa sejak menyelesaikan kuliah di Jurusan Teknik Geodesi UGM tahun 1995 berarti sudah

  • No React!

Kiprah Geodesiku

20.02.2024

Prakata Ketika pertama kali saya dihubungi oleh Bu Yulaikhah untuk menulis di Buku 50

  • No React!

Perjalanan Seorang Kontraktor

16.02.2024

Akhir tahun 1991, “Pendadaran” membuat perut saya mulas. Ini adalah ujian akhir secara komprehensif

  • No React!

Berkarir di Bidang Teknologi Informasi

16.02.2024

Selepas wisuda, Agustus 1990 saya mencoba mencari peluang (tertarik) kerja di bidang TI (Teknologi

  • No React!

Perjalanan dan Peluang Karier Seorang Geodet dalam Rimba Pertahanan Dirgantara

16.02.2024

Tidak secuilpun terlintas dalam benak saya saat mendaftar di Fakultas Teknik Jurusan Geodesi UGM

  • No React!

Geodesi itu Apa Sih?

16.02.2024

Pertanyaan “Geodesi itu mempelajari apa sih?” masih sering saya jumpai sampai saat ini. Orang

  • No React!

Perjalanan Karier Seorang Henny Leksmana

16.02.2024

Henny Leksmana adalah seorang yang bekerja di bidang properti, berpengalaman menjadi seorang developer, artinya

  • No React!

Jejak Perjalanan Seorang Surveyor

09.02.2024

Jejak Perjalanan Semua sistem pendidikan tentulah memiliki kelebihan dan kekurangan. Sistem Dendidikan lama di

  • No React!

Mimpi Alumni Jawa Timur

08.02.2024

Pada akhir tulisan ini nanti, kami mempunyai harapan ada seorang Dosen Jurusan Teknik Geodesi

  • No React!

Catatan Perkuliahan dan Pekerjaanku

08.02.2024

Pendahuluan Sms dari pak Maryo (30/1/09 jam 11:15:31) sangat mengejutkan saya, beliau menulis bpk

  • No React!

Prajurit Juru Ukur Sejati

08.02.2024

Harmen Batubara, Tono Saksono, Bambang Yuwono (alm), Moh.Singgih dll., adalah mahasiswa Geodesi angkatan 73

  • No React!